1 + 1 = Mengajar


Rekan-rekan mungkin sedikit bingung dengan judul di atas, tapi judul itu saya dapat dari hasil perbincangan dengan rekan saya yang bercerita tentang gurunya dan didapatlah judul tersebut. Dan saya pun mohon ijin kepada rekan saya untuk mempublikasikan obrolannya.
Judul di atas hanyalah sebuah ilustrasi untuk memudahkan kita dalam mengartikan pengertian mengajar. Karena, biasanya kita suka salah menafsirkan antara pengertian mengajar dan mendidik. Padahal jika ditelaah secara seksama antara mengajar dan mendidik mempunyai pengertian yang berbeda.
Tardif (dalam Adrian, 2004) mendefinisikan, mengajar adalah any action performed by an individual (the teacherwith the intention of facilitating learning in another individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar. Usman (1994) mengemukakan mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar.
Dari dua definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah proses mentrasformasi ilmu yang dilakukan seorang pendidik (guru) melalui proses belajar yang dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas dengan cara membantu peserta didik (murid)  untuk mengetahui bahan yang diajarkan atau ilmu pengetahuan dan hasilnya dapat dinilai secara kuantitatif dan kualitatif. Artinya bertambahnya ilmu pengetahuan murid dapat dilihat dari hasil evaluasi belajar siswa, serta kecapan siswa tersebut.
Biggs seorang pakar psikologi dalam buku Adrian (2004)  membagi konsep mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu (1) Pengertian Kuantitatif.  Mengajar diartikan sebagai the transmission of knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar.  (2) Pengertian institusional.  Mengajar berarti  the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan kebutuhannya. (3) Pengertian kualitatif.  Mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri. Dari pengertian biggs inilah mungkin judul di atas dapat sedikit dipahami. Karena, sangat jelas pengertian mengajar telah dijabarkan secara terperinci.
Mengajar merupakan kegiatan teknis keseharian seorang guru. Semua persiapan guru untuk mengajar bersifat teknis. Hasilnya juga dapat diukur dengan instrumen perubahan perilaku yang bersifat verbalistis. Tidak seluruh pendidikan adalah pembelajaran, sebaliknya tidak semua pembelajaran adalah pendidikan. Mengajar bobotnya adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung bagi semua manusia pada semua usia.
Jadi kesimpulannya, mengajar adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam untuk menularkan atau meneruskan ilmu pengetahuan dengan jalan memberikan bimbingan dan arahan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa, serta menerapkan teknik mengajar agar ilmu pengetahuan tersebut dapat dimengerti dipahami oleh siswa.

Daftar Pustaka
1.    Adrian. (2004). Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa. [Online] Tersedia: http://www. artikel.us_art05-65.html [18 Maret 2006]
2.        Usman, Moh. Uzer. (1994). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


EmoticonEmoticon